oleh

Wujudkan Ketahanan Pangan Saat Pandemi Kelompok Wanita Tani Tunas Amerta Desa Panji Anom Lakukan Inovasi

Buleleng I Borneoindonesia.com – Pandemi Covid – 19 tak kunjung berakhir,ketidakpastian tersebut membawa dampak dalam semua bidang kehidupan masyarakat. Salah satu yang dikhawatirkan jika kondisi ini terus berlanjut adalah terjadinya krisis pangan.
Maka dari itu mewujudkan ketahanan pangan dimasa pandemi menjadi prioritas bersama,Artinya,semua pihak dapat turut serta berperan menjaga ketersediaan,stabilitas,dan akses pangan.

Jauh sebelum pandemi petani wanita pedesaan sebenarnya sudah cukup lama dikenal memiliki peran penting sebagai salah satu tonggak penghasil pangan.Mereka terlibat dalam semua tahap kegiatan mulai dari pengolahan tanah sampai dengan pemasaran hasil.

Dimasa adaptasi kebiasaan baru,keberadaan Kelompok Wanita Tani ( KWT ) di setiap desa menjadi semakin penting.Hal ini sejalan dengan program Pekarangan Pangan Lestari ( P2L ) yang diusung Kementan sebagai upaya meningkatkan ketersediaan,aksesibilitas dan pemanfaatan pangan yang berkelanjutan.

Dibentuk sejak tahun 2010,KWT Tunas Amerta Desa Panji Anom,Kecamatan Sukasada,Kabupaten Buleleng,Provinsi Bali masih tetap berusaha produktif meski terbatas oleh kondisi ekonomi dan sosial ditengah pandemi covid – 19.

Berbekal bantuan dari Kementan,mereka menanam sayuran berupa kangkung,bayam,Sawi,seledri,terong dan cabai.Selain sayur mereka juga menanam buah buahan dan rempah seperti lengkuas,jahe dan kencur bukan hanya itu KWT Tunas Amerta membuat produksi Dupa,madu asli,VCO dan juga sarana yang menunjang upacara dan upakara.

Ketahanan pangan dimasa pandemi covid- 19 menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.Mengingat pangan sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi masyarakat. Dalam hal ini KWT Tunas Amerta sadar betul bahwa apa yang mereka lakukan bisa jadi upaya menjaga produksi pangan secara mandiri.

Sejauh ini dengan pekarangan yang terbatas terasa banget manfaatnya,bisa menuhin kebutuhan sayur sendiri,kita juga punya rempah rempah sendiri dan ada buah juga kita lebih dan ngurangi pergi ke pasar. Jelas Sudiasih

Kegiatan yang dilakukan KWT Tunas Amerta tak hanya menanam dan budidaya,akan tetapi mereka juga menyelenggarakan pelatihan membuat kue,membuat Dupa,Budidaya lebah madu menjadi madu,VCO,hingga membuat pupuk kompos sendiri.

Kegiatan lain selain nanem,kita juga ada membuat kue,KWT Tunas Amerta bikin kompos sendiri manfaat limbah rumah tangga kaya sampah sayuran sama air cucian beras jelas Sudiasih antosias menceritakan kegiatan KWT Tunas Amerta.

Bicara dukungan dari pemerintah dan masyarakat Sudiasih mengaku ia dan kelompoknya telah melalui jalan cukup panjang.Hal ini berawal dari hoby Sudiasih menanam bunga untuk hiasan.Kemudian ia beralih mencoba menanam sayur lama kelamaan ia menjadi semakin semangat menanam dan coba mulai mengajak masyarakat sekitar untuk juga menanam.
Dari situlah mulailah terbentuk KWT Tunas Amerta.

Pada awalnya pendanaan bersifat swadaya masyaraka,sampai akhirnya bisa dapat bantuan 50 juta untuk membuat Demplot pekarangan untuk menanam dan juga produksi ungkap Sudiasih menjelaskan.

Maleneo/Kabiro Buleleng

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed